hidup ini seperti malam yang menantikan siang dan siang yang menantikan malam... laksana dunia yang merindukan akhirat dan akhirat yg ingin berjumpa dengan dunia... hidup juga merindukan perjuangan sejati guna memberikan cahaya untuk diri dan alam sekitar... maka jadilah hidup yang menghidupkan... dan ku yakin engkaulah salah satunya...

Kamis, 17 Desember 2009

MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM 1 MUHARRAM

“ ALHAMDU LILLAAHI DZII JALAALI WAL IKRAAM AL LAUDZII JA’ALA SYAHRAL MUHARRAMI MIFTAAHAN LIKULLI ‘ AAM WASH SHALAATU WAS SALAAMU ‘ ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN AD DAA’II BIQAULIHII WA FI’LIHII ILAA DAARIS SALAAM, WA ‘ALLA AALIHII WA ASH-HAABIHII NUJUUMIDH DHULAAM, AMMAA BA’DU “

“ Segala puji bagi Allah pemilik keagungan dan kemuliaan yang telah menjadikan bulan Muharram sebagai pembukaan bulan untuk setiap tahun, rahmat dan keselamatan semoga tetap atas junjungan kita Nabi Muhammad yang menyeru dengan sabda dan perbuatannya kepada rumah keselamatan, dan atas para keluarga serta para sahabatnya bagaikan bintang-bintang dalam kegelapan “

Pergantian waktu detik demi detik, hari, bulan dan tahun , tanpa kita rasakan , kita telah meninggalkan tahun-tahun yang lalu, dan kini mengantarkan kita semua memasuki tanggal 1 Muharam 1431 h, dan kita tinggalkan tahun 1430 hijriyah. Atau yang disebut abad 15 kebangkitan umat Islam. Rasanya belum banyak yang kita nikmati dalam tahun yang lalu, dan kini kita sudah harus meninggalkannya.

Banyak diantara kita telah tiada, telah pergi mendahului kita, telah pulang ke rahmatullah. Satu demi satu orang yang kita cintai telah kembali kepada-Nya. Ada yang meninggal setengah tua, setengah baya, dan masih ada yang muda belia. Semuanya agar menjadi pelajaran bagi kita, karena kematian itu tetap akan menjumpai kita, kendatipun kita berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.

Sesuai firman Allah “ Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di benteng yang tinggi lagi kokoh (QS.4 An Nisa:78). “

Oleh karena itu kita renungkan dan kita hayati bersama hal-hal yang penting dalam menyambut tahun baru Islam atau Tahun Baru Hidjriyah sehingga kita dapat mengambil pelajaran dalam mengangkat mutiara-mutiara yang terpendam di dalamnya. Jangan sampai menyambut tahun baru ini dengan cara pandang , hura-hura, berpoya-poya dan berpesta pora semalam suntuk tanpa arti, tetapi sambutlah tahun baru ini dengan cara :

Pertama : “ BERMUHASABAH ATAU INTRUPEKSI “, Yaitu hendaknya kita mau mawas diri, meneliti dan mengoreksi atau memperhitungkan diri kita masing-masing. Kita buat rencana secara jujur, kita ingat dan kita renungkan kembali, apakah usia yang telah kita habiskan ini untuk melakukan kebaikan yang bermanfaat atau untuk berbuat kejahatan yang merugikan?, Berapakan besarnya amal bakti kita keada Allah, agama, masyarakat, bangsa dan Negara ?. ‘ HAASIBUU ANFUSAKUM QABLA AN TUHAASABUU (Hitunglah (nilailah) dirimu sendiri sebelum kamu diperhitungkan oleh Allah SWT).”

Oleh karena itu marilah kita pergunakan barometer kehidupan kita, untuk mengukur keadaan dan prestasi kita masing-masing, baik sebagai manusia pribadi, manusia sosial dan kesatuan umat dan bangsa. Lebih-lebih di era pembangunan semua bidang seperti sekarang ini. Barometer alat pengukur kehidupan diri sekitar ini diantaranya :

“ MAN KAAN YAUMUHU KHAIRAN MIN AMSIHI FAHUWA RAABIHUN, WAMAN KAANA YAUMUHU MOTSLA AMSIHI FAHUWA MAGHBUUNUN, WAMAN KAANAYAUMUH SYARRAN MIN AMSIHI FAHUWA MAL’UUNUN ‘

(Siapa yang keadaan hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dialah orang yang beruntung; siapa yang harinya sekarang masih sama dengan hari kemarin maka dialah orang yang tertipu, dan siapa yang hari sekarang kebih jelek daripada hari kemarin maka dialah orang yang terkutuk “ HR. Al Hakim.

Dan sikap bermuhasabah atau intropeksi terhadap diri kita masing-masing, dengan menperhatikan amal-amal perbuatan yang telah atau sedang dan akan kita perbuat dalam menyambut datangnya tahun baru yang dikuatkan dalan firman Allah Ta’ala= ‘YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUT TAQULLAAHA WAL-TANDHUR NAFSUM MAA QADDAMAT LIGHAD “ ( hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) QS.59 Al Hasyr:18).

Ayat-ayat tersebut mengingatkan kepada kita, bahwa kita semua semakin tua semakin dekat dengan akhir kehidupan kita masing-masing. Dan kita semua akan mati, akan kembali kepada-Nya. Saat itu, cepat atau lambat pasti ajal datang. Maka sebaiknyalah apabila sejalan dengan semakin mendekatnya kita ke saat itu, maka kita mantapkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT, kita perbanyak amal kebaikan dan pengabdian kita dalam sisa hidup ini serta kita bersihkan segala tingkah laku perbuatan kita. “ Hari esok “ disini tidak lain melainkan hari kita kembali kepada-Nya, hari kita berada di alam barzakh dan seterusnya hari kita hidup kembali di akhirat nanti.

Kedua :” MEMBUDAYAKAN PERAYAAN TAHUN BARU ILSAM “ Kita memasuki tahun ke 1431 H, harus kita akui, bahwa kaum muslimin belum memanfaatkan pantulan nilai-nilai yang terhkandung dalam peristiwa hijrah itu sebagaimana wajarnya. Dari contoh yang kecil-kecil saja dapat dikemukakan bahwa peringatan 1 Muharram tiap-tiap tahun baru Islam, belum membudaya dalam masyarakat muslimin, belum menyeleuruh sampai ke desa-desa seperti keadaannya ketika peringatan-peringatan Maulid Nabi, Isra’Mi’raj Nabi dll.

Ketiga : “MEMAHAMI NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM TAHUN BARU ISLAM “

Sebagai kaum muslimin dalam memperingati tahun baru Islam ini kita harus dapat memhami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seperti :

1. Berkenaan dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammmad saw, beserta para sahabatknya dari Makkah ke Madinah, ketika kota Makkah pada waktu itu tidak memungkinkan beliau dan para sahabatnya untuk mengamalkan ajaran Islam. Kita ingat, bahwa. IIbu Kota Republik Indonesia dulu juga pernah hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta. Di Madinah lalu Nabi meletakkan dasar pembangunan masyarkat:mendirikan masjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar mengadakan perjanjian perdamaian dengan orang yang lain agama, dan meletakkan dasar-dasar peraturan masyarakat.

2. Penetapan penanggalan yang dipakai umat Islam, yang direalisir pada zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththtab. Pada waktu itu beliau menerima sepucuk surat dari Abu Musa Al Asyari gubernur di Bashrah (Irak), yang menyatakan antara lain : “ Membahas surat Khalifah yang tidak memakai tangal……. “ Kalimat itu rupanya dirasakan oleh Khalifah Umar bin Khaththab merupakan suatu sindiran, tetapi sekaligus menjadi dorongan baginya untuk menetapkan suatu penanggalan yang seragam, yang kemudian dalam perkembangan sejarah diabadikan menjadi permulaan Tahun baru Islam,yang dihitung sejak Nabi hijrah.

3. Dapat dianalisa dan dipahamkan, mengapa peristiwa hijrah itu dijadikan permulaan Tahun Baru Islam, sebab peristiwa tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan yang amat mengesankan dalam memberikan arah dan pedoman terhadap kesinambungan perjuangan umat Muhammad dari abad kea bad :

Pertama : prolog (permulaan) hijrah itu dari pelaksanaannya mengandung semangat perjuangan , daya tahan,nafas panjang kesabaran, keuletan dan sifat-sifat kepahlawanan dalam waktu yang relatif singkat, hanya dalam waktu tempo 10 tahun, sudah berani mengibarkan panji-panji kemenangan Islam;

Kedua : peristiwa hijrah itu merupakan tonggak-tonggak dalam pengembangan Islam yang harus diabadikan . sebagaimana ditegaskan oleh Khalifah Umar bin Khaththab ra : “ ALHJRATU FARRAQAT BAINAL HAQQI WAL BAATHIL FAARRIKHUU BIHAA “ ( Hijrah itu memisahkan antara hak dengan bathil. Oleh karena itu abadikanlah dalam rangkaian sejarah (buat menjadi penanggalan)”.

Ketiga : dalam peristiwa hijrah itu terendam mutiara yang berkilau-kilau yang memantulkan cahaya pengharapan menghadapi hari depan.

Singkatnya , bahwa dalam memperingati tahun baru Islam atau merayakan tahun baru Hijrah hendaknya :

1. Dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran umat Islam akan arti dan kedudukan Tahun Baru Hijriyah itu.

2. Dapat meningkatkan kesadaran kaum muslimin terhadap hari-hari yang bersejarah dalam Islam.

3. Dapat meresapkan pengertian umat Islam akan latar belakang peristiwa Hijrah Islam.

4. Dapat meningkatkan amal kebaikan dan ketaatan serta meningkatkan segala prestasi kita untuk masa mendatang

5. Lebih mengetahui sejarah perkembangan Islam, sampai masa kejayaannya, dan masa surut serta masa kebangkitannnya kembali, pada abad ke 15 Hijriyah ini.

Selamat jalan 1430 h, kita sambut tahun 1431 h, ini dengan penuh rasa optimis yang datang dari kesadaran kita. Marilah kita sambut menyingsingnya fajar tahun 1431 h, sebagai titik tolak untuk bekerja lebih keras dan berprestasi lebih baik serta sungguh-sungguh untuk menuju kepada yang lebih baik, lebih sempurna, lebih mendekatkan kita kepada keberuntungan, keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
AL-'Afwu Minkum... !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar